Rabu, 08 Februari 2012

11 World Most Interesting Valentine Campaign

Romance is a big business. Dan Hari Valentine adalah saat dimana marketer mencoba sekreatif mungkin untuk memanfaatkan momentum dimana cinta begitu terasa di udara. Berawal dari sebagai tradisi di dunia barat, pasangan memanfaatkan Valentine’s Day untuk saling mengungkapkan kasih sayang, merancang kencan makan malam tak terlupakan dan saling memberikan hadiah. Itulah mengapa ketika 14 Februari mendekat, restoran dan kafe memberlakukan sistem reservasi, karena begitu banyak pasangan yang ingin mengalami momen romantis  setahun sekali itu.

Selain restoran dan kafe, pasangan juga menyerbu toko bunga atau toko perhiasan. Valentine’s Day biasanya menjadi musim tersibuk mereka, tidak hanya di barat, tapi juga sampai ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.  Lalu ketika pemasaran menjadi aktifitas yang semakin membutuhkan kejelian dalam memanfaatkan momen, banyak pelaku pemasaran memasukkan Hari Valentine ke dalam kalender mereka—sepenting momen lain seperti hari raya keagamaan.

Menariknya, meski tipe bisnis tidak secara alamiah berada dalam kategori pendukung Hari Valentine, bukan berarti hal ini menjadi halangan bagai marketer untuk turut serta memanfaatkan hari istimewa ini. Hal ini terlihat dalam “11 World Most Interesting Valentine Campaign” yang saya susun berikut ini. 

  1. Reuniting Ken and Barbie (Mattel)
Sebagai sebuah campaign berbasis digital, Mattel  menciptakan cerita yang menarik agar khalayak bisa ikut serta dalam kampanye ini. Dikisahkan, dua produk boneka andalan Mattel, Barbie dan Ken berpisah sejak Hari Valentine tahun 2004, dan saat kampanye digelar—Hari Valentine tahun 2011, Ken berusaha mendapatkan Barbie kembali sambil meminta dukungan dari publik di socialverse—istilah jagatraya untuk dunia social media.

Untuk menyatukan kembali Barbie dan Ken, Mattel memusatkan kampanye ini pada website barbieandken.com, dimana publik bisa memberikan vote apakah Barbie perlu menerima kembali Ken atau tidak. Selain website, kampanye ini juga menyerbu facebook, twitter, foursquare, dan youtube, dan dilakukan bersamaan dengan peluncuran bone Ken terbaru “Sweet Talkin’ Ken”.



Menariknya, kampanye menjelma “simulacrum” yang unik ketika Ken dikisahkan tak ubahnya seperti cowok-cowok di dunia nyata. Ia suka membaca majalah Men’s Health dan Esquire, serta menonton Lakers, memperkuat storyline kampanye ini yang berhasil menyentuh. Salah satunya adalah saat ketika Ken mendaftar di situs kencan match.com, hanya untuk menemukan bahwa Barbie adalah belahan jiwanya. Di dunia nyata, Mattel juga menggelar serial web “Genuine Ken”, sebuah online reality show untuk menemukan cowok idaman Amerika.

2.      2.   Drop Everything For Love (DeBeers)
Terkenal dengan komunikasinya yang ekstensif, momen Hari Valentine 2010 dimanfaatkan DeBeers untuk merancang strategi kampanye yang bersahaja sekaligus bermakna. Kampanye Drop Everything For Love yang berbasis digital, membuat konsumen merekam deklasari cinta mereka di situs tersebut, dan membuat kampanye DeBeers lebih menyentuh kenyataan dibandingkan kampanye-kampanye sebelumnya.

Yang lebih dramatis, menjelang Hari Valentine pada tahun tersebut, merek yang terkenal dengan tagline “Diamonds are Forever” ini memfilmkan perjalanan sembilan partisipan, untuk mengejutkan pasangannya. Salah satu video mengikuti seorang laki-laki dari San Diego, AS dalam perjalanan melintasi benua menuju kekasihnya di Afrika Selatan demi untuk memberikannya kejutan, cincin berlian DeBeers.

Partisipan bisa ikut serta dalam kampanye yang menjelma viral ini, dengan menyerahkan kisah cinta, baik milik mereka sendiri, atau menominasikan orang lain ke website atau Facebook DeBeers. Tidak ada dukungan media tradisional untuk kampanye ini, kecuali iklan di internet dan email ke pelanggan.






3.       3. Moments (Gillette)
Melalui kampanye bertajuk “Moments”, Gillette menggabungkan perayaan Imlek dan Hari Valentine yang pada tahun 2010 lalu jatuh pada hari yang berdekatan—dekatnya hari raya Imlek dan Hari Valentine, konon hanya terjadi sekali dalam lima puluh tahun. “Moments” adalah kampanye khusus untuk wilayah China, yang merupakan salah satu pasar terbesar bagi P&G, yang menggandeng atlet bulutangkis peraih emas Olimpiade, Lin Dan, sebagai endorser.

Jika Imlek berpusat pada makna kedekatan dengan keluarga, sementara Hari Valentine berpusat pada kebahagiaan dengan pasangan, maka “Moments” memadukan keduanya. Lin Dan mewakili sosok target market pria di China yang ingin tampil menarik baik di hadapan perempuan atau keluarganya sendiri. Ia tampil dalam iklan yang menunjukkan keunggulan salah satu produk Gillette yang bisa  membuat Imlek dan Hari Valentine menjadi lebih istimewa.  


        


Iklan ini awalnya adalah serial web, yang muncul di media online, situs jejaring sosial dan video lokal, dan muncul dalam versi cetak dan in-store promonya. Namun, P&G lalu memutuskan iklan ini ditayangkan di televise dan website P&G khusus untuk China.

4.      4.  Email Marketing Campaign for Valentine (RueLaLa.com)
Sebagai butik online yang sangat eksklusif, RueLaLa.com mempertahankan eksklusifitas itu bagi pada customer setianya pada Hari Valentine tahun lalu.  RueLala mengirimkan email beberapa hari menjelang perayaan Hari Valentine, namun email tersebut bukan sekadar kartu ucapan biasa yang cenderung membosankan melainkan lebih dipersonalisasi. Customer bisa mencetak kartu tersebut dan diberikan kepada temannya.

Meskipun sederhana, ini merupakan cara yang cerdas untuk melahirkan pemasaran ketok tular, sebab pembelanja di  butik online tersebut adalah hanya mereka yang terundang. Jadi dengan menyebarkan kartu ini, maka si penerima berhak menjadi member RueLaLa.com.  Selain disebar sebagai kartu tercetak, customer juga bisa tetap mengundang atau mengucapkan selamat Hari Valentine melalui email. Customer pengirim tentu juga bisa menikmati reward dengan meneruskan email ini kepada orang-orang yang dikenalnya.





5.      5.  Shout Your Love From The Mountaintop (AT&T)
Melalui kampanye ini, AT&T mendorong orang-orang Amerika untuk menuliskan pengakuan cinta mereka di halaman facebook AT&T, yang untuk kemudian pengakuan tersebut akan diteriakan oleh sekelompok aktor di puncak Mount Baldy di Selatan California beberapa hari menjelang Valentine 2010.  Orang-orang gunung itu dilengkapi dengan telepon seluler HTC Inspire 4G.

Tentu saja tidak semua pengakuan cinta bisa dibacakan, namun orang-orang yang pesannya terpilih akan menerima tautan video pengakuan tersebut yang bisa mereka kirimkan ke teman-teman mereka atau di-post di halaman facebook. Video tersebut juga disiarkan secara streaming di halaman facebook AT&T selama even berlangsung.

Selain facebook yang digunakan secara masif, AT&T juga menggunakan Twitter melalui tag #LoveShout. Dalam hal ini, AT&T membayar Twitter agar  mempromosikan tag tersebut sehingga bisa menjadi trend. Kampanye juga termasuk iklan banner dan video yang disiarkan di situs besar AS seperti AOL, CNET, Fox News, MSN dan Yahoo.






6.     6.   Be My Valentine (M&M’s)
Red adalah sosok yang mewakili permen cokelat M&M’s yang menjadi tokoh utama dalam strategi komunikasi M&M’s menjelang Hari Valentine tahun lalu. Red tampil dalam sebuah iklan TV dimana permen kacang berwarna merah ini duduk di kursi taman bersama perempuan (manusia) yang mengatakan bahwa dia mencintai Red. Sayangnya Red memiliki masalah untuk menunjukkan sisi emosinya jadi tidak mengatakan apapun untuk membalas ucapan cinta sang perempuan.

“Masalah emosi” Red inilah yang dilempar ke publik AS dan mengundang interaksi mereka. Selain di TV, iklan juga muncul di koran, majalah, radio, dan jejaring sosial. Publik diminta ide-ide apa yang Red harus berikan kepada calon pacarnya sebagai kado special. mereka bisa mengkreasikan permen M&M’s sesuai ide masing-masing, berdasarkan warna pilihan mereka, disertai gambar. Selain itu juga ada pesan-pesan dari publik untuk dibacakan Red, seperti “Be Mine” atau “You Make Me Melt”.  Mereka yang ikut serta dalam even in ini diberikan diskon khusus.


7.       Moment of Closeness (Relaxa)
Melalui event ini, Relaxa memberi kesempatan pada anak-anak muda untuk memberi hadiah special bagi pacarnya menjelang hari Valentine. Medium yang digunakan termasuk social media dilengkapi dengan roadshow ke beberapa tempat termasuk sekolah-sekolah.

Dalam campaign yang berlangsung pada hari Valentine setahun yang lalu ini, peserta ditantang untuk mengirimkan foto termesra mereka bersama pasangan dan lalu diunggah ke Facebook Relaxa. Foto tersebut dipasang Relaxa Twibbon dengan tema “moment of closeness” dan berkesempatan untuk mendapatkan hadiah-hadiah pilihan mereka sendiri.

8.       Valentine Monetization (Playfish)
Banyak kritik dialamatkan kepada industri virtual—termasuk games, yang sering mengabaikan bagaimana barang yang tidak nyata tersebut dimonetisasi. Kritik tersebut ada benarnya karena banyak penyuka social game yang keberatan untuk menggunakan uang tunai untuk membeli mata uang virtual. 

Menyadari fakta ini, Playfish, salah satu social games di AS mengadakan campaign khusus menjelang Hari Valentine 2010. Bermitra dengan TrialPay, Playfish memberikan penawaran dari ProFlowers—sebuah toko bunga online, ke dalam games mereka. Para gamer yang mengirimkan bunga sungguhan dari ProFlowers akan diberikan mata uang virtual tanpa biaya tambahan yang bisa mereka gunakan dalam permainan.

9.       Quirky Online Survey Campaign (Durex New Zealand)
Menjelang Hari Valentine 2010, Durex New Zealand menciptakan PR campaign untuk meningkatkan media coverage terhadap merek tersebut. Tujuannya adalah untuk membuat penduduk negara tersebut membicarakan Durex, termasuk meningkatkan keanggotaan dalam database mereka.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Durex mengembangkan Durex Valentine’s Day Online Survey Campaign, sebuah riset investigasi nasional yang nyeleneh dan menyenangkan mengenai orang-orang Selandia Baru dan Hari Valentine. Survey online ini dipromosikan melalui viral email. Survey ini memasukkan banyak pertanyaan ‘unik’ seperti siapakah politisi dan selebritis terseksi di Selandia Baru dan apakah yang menjadi favorit warga menjelang Valentine, bunga atau vibrator.

Meski pertanyaan tersebut tampak sepele, namun datanya dianalisa dan lalu dilaporkan kepada media.  Salah satu temuannya adalah terpilihnya Perdana Menteri Selandia Baru sebagai politisi terseksi. Program ini berhasil mendapatkan coverage tinggi di negara tersebut sekaligus penghargaan dari organisasi PR lokal.

10.   Live Mobile Campaign (Ford, Idaho & Sydney)
Pada Hari Valentine 2011 lalu, Ford mengadakan kampanye untuk meningkatkan usage dari sistem konektivitas yang mereka miliki, Sync.  Pada kampanye ini, pengguna Ford didorong untuk mengirimkan pesan teks menjelaskan apa yang mereka sukai dari Ford dalam rangka mendapatkan respon yang sudah dipersonalisasi dari mobil Ford yang sudah dilengkapi Sync. Dengan Sync, pengguna bisa mengirim dan menerima pesan teks ke kendaraan mereka melalui perintah suara.

Pengguna Ford yang tertarik mengirimkan SMS ke sebuah nomer tertentu. Pesan tersebut akan dibacakan oleh sistem Sync yang bisa mengeluarkan suara, untuk lalu direspon dengan cara yang berbeda-beda oleh feature tersebut.

11.   Loveplus (Konami & Glico, Jepang)
Ini adalah kampanye kolaboratif antara produsen games, Konami dan produsen snack “Pocky”, Glico dalam menyambut Hari Valentine 2010. Tujuannya adalah untuk meningkatkan sales masing-masing produk tersebut. Obyektif ini diterjemahkan melalui gift special berupa video image 3D dari Loveplus dan sekotak Pocky.  Karakter 3D ini bisa dipakai dengan men-scan kartu augmented reality (AR) yang diberikan kepada pembeli.

Kampanye ini juga membuat traffic ke website Konami meningkat karena kartu AR hanya bisa digunakan dengan aplikasi yang diunduh di website tersebut.

Selasa, 07 Februari 2012

Superman Can't Fly, but Jay Chou can!

Some of my friend asked me many times why do i like Jay Chou very much? hmm.. why not! i think many people--not only asian like me, adored him so much. If you notice him, you will see that he has a very complex, and complete talents, such a rare quality.


Aside from being a very famous singer mainly across asia, he is a very talented actor and director too. Just as we think it's enough, he wrote screenplay too!


Chou formally entered the film industry in 2005 with the release of the movie Initial D (頭文字D). He has since acted in many other movies, directed one film and more than a dozen music videos. His performance in Initial D won him Best Newcomer Actor in Golden Horse Awards and Hong Kong Film Awards. 


Jay Chou wrote and directed "Secret" and its sequel this year. His involvement in American Blockbuster "The Green Hornet" even made him considered as one of the greatest talent from Asia. 


As a singer, he is very productive. he wrote most of the song he sings, and directed the music video as well. Many people think he is a control freak, but with such talent and unlimited creativity, i can understand this. :)


so, there's a lot of reason behind my adore. I put him as my role model that someone can be a very multitalented person and still successful in every aspect of his creativity. Impossible is nothing!


He said through one song that "Superman Can't Fly". but i think he flew already, and all of us can fly wherever we want to see the world through our creativity...



My Most... FTV

Sampai saat ini, tak terasa saya sudah menulis skenario 30 judul FTV yang ditayangkan pertama kali pada tahun 2008. Banyak diantaranya yang cukup meninggalkan kesan, memancing emosi, bahkan menjadi perbincangan di social media—salah satunya karena faktor judul.

Agar kreatifitas terus tumbuh dengan relevan, saya berdoa mudah-mudahan penonton FTV Indonesia selalu ada, bahkan bisa berkembang untuk mendorong penciptaan-penciptaan yang lebih baik lagi dalam segala hal, termasuk tema, genre atau peningkatan production value.

Tentu saja saya juga berdoa agar terus dilimpahi ide-ide dan energi untuk mendapatkan inspirasi yang menyehatkan. Tapi dibawah ini saya mengklasifikasi beberapa FTV yang paling berkesan.

FTV dengan “Rerun tersering”
Satu Bulan Bersama Anggoro (SCTV)

FTV dengan “Pujian Terbanyak, Rating Tertinggi”
Office Girl, My Girl (SCTV)

FTV Paling Puitis
Cintaku Bersemi di Puncak Rinjani (SCTV)



FTV dengan visual paling memuaskan
Selingkuh VS Selingkuh (SCTV)



FTV dengan akting pemeran terbaik
(Bukan) Cinta Sesaat (SCTV)


FTV Yang paling dinikmati ketika sedang menulisnya
Cantik tidak = tulalit (SCTV)




FTV dengan ending terbaik
Sesuatu Tentang Cinta (SCTV)

FTV dengan conversation terbanyak di twitter
Bidadari Turun Ke Condet (RCTI)

Demikianlah sahabat-sahabatku. Semoga kita semua bisa berkarya dengan lebih baik lagi di setiap saat hidup kita. Salam kreatif

My First Video Clip (and it hits more than 4500 views)


Di film "Super 8", seorang karakter kanak-kanak berteriak ketika ia yang sedang membuat film independen bersama teman-temannya tanpa sengaja berada pada situasi chaotic. Saat itu, mereka syuting di sebuah stasiun tua ketika terjadi kecelakaan kereta api, hal yang membuat filmmaker indie manapun tentu ingin memasukannya sebagai footage. "Production value!!!" teriak anak yang menjadi sutradara tersebut lalu bergegas mengambil kamera jadulnya dan mengambil adegan kekacauan kecelakaan kereta sebagai background dari ceritanya.

Saya tak meneriakkan hal yang sama ketika pada tahun 2006, kereta melintas ketika kami sedang syuting film pendek ini di rooftop Pasar Pagi Mangga Dua. Namun kami buru-buru mengabadikan adegan tak terduga itu sebagai background tokoh dalam adegan bunuh diri.

Pada saat itu, saya yang menulis ceritanya. Kami hanya terdiri dari beberapa orang, produser, sutradara, penata kamera, artistik dan lain-lain kami kerjakan sendiri untuk mewujudkan cerita ini. Saya ingin mengenang  masa development cerita yang menyenangkan, proses syuting dengan banyak lokasi, antara lain, kafe di Cikini, hotel murah di daerah Kota, rumah salah seorang kru, dan jembatan penyeberangan di jalan Sudirman. Saat ini semuanya meninggalkan kenangan manis, sebagaimana kami mencoba mengemas cerita ini dengan sebaik-baiknya.

Film pendek ini kemudian selesai, dan seperti yang kamu lihat dalam tayangan di atas, tampaknya nafas ceritanya sejalan dengan sebuah lagu dari band Everybody Loves Irene berjudul "Solitude Dialogue", sehingga lalu diadaptasi menjadi video klip mereka. Syukurlah, tampaknya klip ini cukup disukai, dengan view lebih dari 4500!

Tapi selain video klip diatas, saya juga sempat terlibat sebagai penata artistik dalam film independen berjudul "Real Love" produksi SET Production, ketika menjadi finalis LA Lights Indie Movie 2008.

Ini filmnya:


(masa-masa yang cukup menyenangkan, bahkan saya dan pemenang lain sempat dikirim ke Yogyakarta dan menginap di rumah Garin Nugroho, untuk menghadiri Jogja Asia Film Festival Agustus 2008).

Sabtu, 04 Februari 2012

Malam Bulan Purnama, Cap Go Meh dan Sebuah Lagu




Divina sayang,
Ketika aku melihat bulan purnama bersinar dengan jelas malam ini, aku teringat pada lagu kesukaanmu, “Di bawah sinar bulan purnama”. Kamu selalu suka kalau aku menyenandungkan lagu itu, dan bahwa aku tidak pernah bisa hapal pada lirik lagunya yang begitu panjang.

Aku melangkah masuk ke dalam sebuah rumah ibadah bersama temanku yang membawa kamera besarnya. Ia letakkan kamera di tengah ruangan ketika misa dimulai. Umat khusuk mendengarkan pendeta, di sela-sela lagu-lagu yang dipernyanyikan. Genta berbunyi tiga kali, dipukulkan dengan lembut, dan menghasilkan bunyi nyaring yang sedikit meninggalkan gema. “Sanchai,” katanya tiga kali.
Aku duduk di bagian belakang, kadang-kadang temanku menemani, ketika ia  tinggalkan kameranya untuk merekam saja.

Aku menunggu sampai selesai ketika bulan purnama diluar semakin indah, dan umat bernyanyi-nyanyi dalam lagu-lagu sederhana yang membekaskan kenangan di telingaku. Melodi itu, melekat bersama aroma dan rasa yang lezat pada sepiring lontong yang segera tandas dalam beberapa kejap.

Betapa enaknya masakan itu, betapa kuingin membaginya bersama kamu. Namun ku tetap terngiang lagu itu, “dibawah sinar bulan purnama.”  Betapa magical. Cap Go Meh, malam ke-15. Malam bulan purnama.
Dan lalu kudapatkan lirik lagunya:

Di bawah sinar bulan purnama
air laut berkilauan
berayun-ayun ombak mengalir
ke pantai senda gurauan

Di bawah sinar bulan purnama
hati susah tak dirasa
gitar berbunyi riang gembira
jauh malam dari petang

Beribu bintang taburan
menghiasi langit hijau
menambah cantik alam dunia
serta murni pemandangan

Di bawah sinar bulan purnama
hati susah jadi senang
si miskin pun yang hidup sengsara
semalam itu bersuka


Setelah itu, aku pulang dalam diam. Namun hatiku terasa sangat bahagia….

Catatan:
Pada Cap Go Meh 2011, saya berkesempatan mengabadikan ritual perayaan penurutupan tahun baru imlek di sebuah desa di Tangerang, sebagai bagian dari film documenter “The Last Confucian” yang sedang saya garap. Kami—saya dan rekan, mengikuti sepasang suami istri yang berangkat  dari rumahnya selepas senja, menuju rumah lain—sebenarnya tempat beribadah khusus umat Khonghucu.

Disana kami disambut umat khonghucu di desa itu yang pada umumnya keturunan tionghoa baik itu totok atau peranakan. Ritual sembahyang berjalan kurang lebih satu jam, diiringi nyanyian (seperti pada kebaktian di gereja), ditutup dengan jamuan makan lontong cap go meh yang lezat!

Tulisan di atas adalah “interpretasi romantis” dibalik proses pengambilan gambar yang terjadi pada malam itu. J