Minggu, 27 November 2011

horeeeeee... gue Ganteng! (sebuah cerpen eksistensialisme)

Nick tidak bermaksud untuk narsis)

Nick menelepon sobatnya, Bobby.
"Bob, menurut lo gue ganteng ga?"

Klik.

Nick mencoba kembali. "Bob, jujur aja. Gue ganteng ga sih sebenarnya?"

Bobby berteriak, "what the f**k!"

Klik.

Nick tersenyum. Ia lalu merebahkan dirinya di ranjang. Kepada cicak di langit-langit, ia menatap. Tapi pikirannya melayang ke pagi hari di kantornya.

Saat itu, ia sedang curhat dengan Romeo. Entah kenapa rekan satu kantornya itu dinamai seperti itu, tapi Nick harus benci untuk mengakui bahwa Romeo sangat ganteng. Uber handsome!

Dan Romeo menjadi tipikal cowok yang akan dibenci semua cowok-cowok lain di dunia karena ketidakadilan Tuhan dengan tidak hanya menganugerahkan Romeo kegantengan tapi juga kekayaan, kepintaran, dan keberuntungan. Dan ini yang paling nyesek: cewek-cewek paling cantik yang satu demi satu ditaklukkannya dengan mudah.

See what I mean..

Tapi kepada Nick, dalam sesi konsultasi setelah makan siang, Romeo mengatakan sesuatu yang tidak disangka-sangkanya; Nick, kamu sebenarnya ganteng. Tapi kamu kurang pede aja.

Kata-kata sepele yang lalu bergabung dengan memori kolektif Nick dan rentetan kejadian yang dialami Nick sepanjang hidupnya, menghasilkan sebuah kesadaran baru, sebuah awareness yang jernih.
Sebuah kesadaran yang perlahan mulai jelas diantara kabut-kabut hitam yang perlahan memudar.
Sesuatu dalam diri Nick menguatkan apa yang sedari dulu sudah Nick kira namun tak cukup kuat untuk diafirmasi.
Nick senyum-senyum sendiri. Dalam hati ia bersyukur karena hari ini adalah hari dimana ia menyadari kalau ia adalah cowok ganteng.

Ia pulang dari kantor dengan langkah ringan, memijit tombol lift dengan hati riang, dan menyambut neraka macet dengan senandung nyanyian.

Damn, gue ganteng, man. Kegantengan selalu menjadi dan mengisyaratkan sesuatu.

Dan Nick menatap cermin, sambil melihat bayangan dirinya seolah itu adalah orang lain. Ia kembali tersenyum. Senyum yang ke 1035 hari itu.

Ia mengambil teleponnya. Ia akan abadikan hari yang istimewa ini.

"Bob, tanggal berapa sih hari ini?"

"What. Lo nelepon gue buat nanya tanggal doang? What the hell are you doing? Are u nuts?"

Klik.

Tak lama sesudah itu, Nick tertidur. Ia bermimpi. Mimpinya membawanya bertemu dengan Young Goon dan Il Sun dalam perdebatan tentang the purpose of existence. Young Goon adalah seorang cewek yang merasa dirinya Cyborg, sementara Il Sun bisa mencuri atribut dan kepribadian, ia bahkan bisa mencuri hari kamis.

Nick berkata kepada mereka entah dengan keberanian dan kesadaran yang datang dari mana.

Bahwa the purpose of existence adalah self awareness. Bahwa tanpa kesadaran, segala hal akan menjadi tak bermakna. Dan segala sesuatu yang tak bermakna adalah kemubaziran.

Untuk membuat dua orang itu lebih mengerti ia juga berkata bahwa kondisi yang ada pada diri seseorang tidak akan bermakna sampai seseorang menyadarinya.

Kepintaran seseorang tidak akan bermakna jika ia tidak sadar kalau ia pintar.

Kegantengan seseorang tidak akan bermakna jika ia tidak sadar kalau ia ganteng.

Kekayaan seseorang tidak akan bermakna jika ia tidak sadar kalau ia kaya.

Dan seterusnya.

Maka, berbahagialah bagi mereka yang menyadari diri mereka masing-masing. Tapi bagi yang belum, setidaknya anda tahu kalau anda tidak tahu, sebab yang paling parah adalah ketika anda tidak tahu kalau anda tidak tahu.

Sesudah itu seperti dalam akhir film I am A cyborg but that's ok, matahari terbit.

Matahari di dunia Nick juga terbit. Nick terbangun dan merasa dirinya Socrates. Di alam mimpi seseorang bisa menjadi lebih bijak dibandingkan di alam kenyataan.

Namun, Nick hanya ingat samar-samar, sebab tak ada mimpi yang bisa diingat secara terang benderang. Sesuatu tentang the purpose of existence.


Jadi apa tujuan keberadaan lo, Bob. Nick bertanya ketika ia dan Bobby sedang berada di kantin.

Bobby menatap Nick, sorot matanya berkata bahwa ia heran ternyata keanehan Nick masih belum berakhir sejak semalam.

Dan untuk menambah bingung Bobby, Nick berkata; gue bersyukur banget kalau gue akhirnya sadar kalau gue ganteng. Umur gue udah lewat seperempat abad, tapi gue baru sadar sekarang! Man, coba dari dulu ya gue sadar kalau gue ganteng, pasti hidup gue akan jadi berbeda.

Bobby bergumam nggak jelas.
tapi untuk menyenangkan Nick, ia berkata; trus, kalau udah sadar kalau lo ganteng, lo mau apa?

Nick tersenyum. Binar-binar matanya berusaha menjawab pertanyaan Bobby.

Bobby mengangguk-angguk. Keduanya lalu menuju ke meja yang ditempati seorang cantik. Ia bernama Nayla, dan sudah berbulan-bulan menjadi obsesi Nick.

Nayla hanya mengangkat wajahnya, dan matanya hanya menatap di suatu titik di tengah-tengah antara dirinya dan Nick dan Bobby.

Lalu, kata Bobby. Nay, ini kenalin teman gue, Nick. Dia ganteng lo.

Lalu nyaris tanpa bersuara, Nayla meninggalkan keduanya. Namun masih didengar oleh Nick kata-kata Nayla.

Like I care, begitu katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar