Senin, 14 Februari 2011

Some Lifes In The Morning

(1) Setiap pagi, kira-kira pukul sembilan ia akan ada disana. Duduk dalam dunianya yang tak tersentuh siapapun yang tak diinginkannya. Ia akan ditemani oleh segelas susu segar kotak, dan kadang-kadang juice apel dalam kemasan. Ia tak merokok, jadi ia memilih tempat duduk yang terletak agak di depan, dengan lalu lalang orang-orang yang mengganggu. Namun ia tak pernah tampak terganggu. Ia berada disana, tapi tak sepenuhnya berada disana. Seperti sudah kubilang ia berada di dalam dunianya sendiri. Dan aku ingin menambahkan kalau ia adalah orang yang sangat menarik.

(2) Amelie, namanya. Seperti nama orang Perancis. Namun bagaimana kita bisa menilai apakah ia romantis atau tidak? Entahlah. Ia tidak tertarik padaku. Tidak pernah. Ia tertarik pada pria yang setiap pagi akan ada disana, di sebuah sudut foodcourt di depan supermarket tempat aku bekerja. Pria itu tampak menyebalkan, entah bagaimana aku merasa ia tidak akan pernah suka pada wanita seperti Amelie. Jadi haruskah kukatakan pada Amelie untuk menghentikan kekagumannya. Hanya buang-buang waktu saja.

(1) Dalam duniaku yang sempurna, aku akan pergi ke Perancis bersamanya. Tidakkah semua orang bisa lihat betapa cantiknya aku?

(3) Babe, kamu dimana? Kenapa tidak online? Do you start to forget me?

(4) Orang itu menyebalkan. Setiap pagi duduk di foodcourt tanpa membeli apapun. Hanya menikmati wi fi dan kursi gratis. Aku akan laporkan pada bos.

(2) Amelie, kenapa kamu nggak pernah kasih aku kesempatan untuk makan siang bareng sama kamu? Sekali saja. Dan aku akan buktikan kalau aku adalah orang yang menyenangkan dan layak diberi kesempatan. Lupakan mimpi kamu dengan orang yang bahkan kamu tak tahu namanya. Dalam keadaan kamu sekarang, kamu hanya punya satu pilihan, kamu nekat kenalan dan minta telepon dengannya. Hanya itu, karena aku tahu dia tak akan melakukan itu kepada kamu. Tak akan. Tapi jangan pernah menunda, menunggu. Kamu tak akan pernah tahu apakah esok dia masih ada disini atau sudah pergi

(3) Babe, dicintai kamu adalah sebuah keajaiban. I feel the world always against me and your love is a cure. But I can’t stand long distance relationship. This drives me crazy.

(2) Amelie, kamu cantik. Tapi mengapa kamu hanya menjadi seorang pramuniaga toko kosmetik, bukannya artis, atau penyanyi atau model

(4) Dan dia datang lagi. Lagi. Lagi. Tidakkah ada tempat lain yang bisa dia tuju? Para waiter sudah menanyakan apa yang ia pesan, dan ia hanya menggeleng, bahkan tanpa mengangkat wajahnya dari laptop.

(1) Dia datang. Kadang-kadang dalam hidup kita harus berani melakukan satu hal yang gila. Hanya untuk tahu apa rasanya. Dan aku duduk di depannya. Tak jauh darinya, sehingga aku bisa mendengar suara pukulan lembut jarinya di laptop. Bahkan, kudengar degup jantungnya, denyut nadinya. Aku mengamatinya, aku tak peduli. Ia adalah orang paling focus yang pernah aku kenal. Barangkali semua tak pernah punya arti baginya. Bukankah lebih baik hidup berjalan demikian? Aku setuju dengannya, meski aku tak pernah sedikitpun mengobrol dengannya, tapi aku tahu setiap tutur katanya akan manis, dan menyenangkan.

(3) Kita bertemu banyak orang setiap hari, namun berapa banyak yang bisa menghasilkan chemistry? Berapa banyak yang bisa membuat kita tergerak untuk memberikannya senyuman, mendatanginya, menanyakan namanya, meneleponnya. Mengajaknya menonton film perancis, pergi ke Aksara pada hari minggu, tidak untuk membeli apa-apa. Pergi ke bioskop tanpa menonton apa-apa, pergi ke alun-alun Indonesia hanya untuk menikmati satu sama lain. Babe, kamu adalah orang itu, bisakah kamu kembali ke Indonesia? Bisakah kamu menjadi warga Negara Indonesia?

(2) Amelie, Oh Amelie.

(3) Mengapa tidak mudah jatuh cinta seperti aku jatuh cinta pada kamu dengan begitu mudahnya. Namun sesudahnya, menjadi tidak mudah. Kamu pergi, dan kita menyalahkan hidup. Ini adil, kata kamu. Tidak, kataku. Kamu hanya mencoba menghibur diri masing-masing.


(1) Aku masih menatapnya. Ia tak menyadariku.

(2) Amelie, jangan lihat dia. Lihat aku.

(4) Jadi dia mulai punya penggemar. Sialan!

(2) Amelie…

(1) Aku akan mendatanginya. Aku akan bertanya siapa namanya. Sekarang atau tidak pernah.

(3) Babe, ada seorang perempuan menatapku. Tapi ia tidak seperti kamu. Ia tipe perempuan yang akan membuatku trauma. Aku tidak akan pernah menginjak foodcourt ini lagi. Jangan-jangan ia sudah mengamatiku selama ini. FUCK!

(4) Bagus, ia sudah mematikan laptopnya. Pergilah sebelum diusir.

(1) dan dia pergi.. oke, aku akan menunggunya esok hari…

(3) Babe, aku akan online dari tempat lain mulai besok. Tapi hatiku tak akan berada di tempat lain. Hanya padamu. Hanya padamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar